Tiga wanita ini membawa kantung kresek. Sebuah kantung biasa. Dan tidak ada yang mencurigakan. Tapi polisi yang menguntit mereka mengincar kantung itu
. Begitu dibekuk, kantung plastik itu dibuka. Isinya memang rada aneh. Ada 31 kondom bekas di situ. Semua berisi cairan sperma.Penangkapan Oktober 2011 itu, mengakhiri perburuan panjang polisi terhadap ketiga bandit wanita ini. Mereka sungguh meresahkan para pria di kota-kota di Zimbabwe, negeri gersang di benua Afrika itu.
Perburuan terhadap para bandit wanita ini, bermula dari pengakuan sejumlah pria yang mengaku diculik. Para penculik adalah sekelompok wanita. Para lelaki ini kemudian diperkosa. Spermanya dicuri. Kasus ini pertama kali merebak pertama tahun 2009. Setidaknya 17 pria sudah diperkosa para wanita ini.
Media lokal di sana memburu kisah kelompok ini. Menggali bagaimana cara mereka memperkosa para pria itu. My Zimbabwe menulis bahwa dalam beroperasi geng kaum hawa ini memakai banyak modus.
Yang paling umum adalah merangsang korban. Lalu diperkosa. Dengan cara ini diharapkan para korban bisa ejakulasi. Jika cara ini tidak berhasil, dalam beberapa kasus mereka memakai cara ular. Memakai ular berbisa demi memacu birahi para pria. Tidak jelas, bagaimana si ular itu bisa meletupkan syahwat.
Jika cara itu juga tidak berhasil, mereka akan menodongkan senjata. Jika tak punya senjata, ya pakai pisau. Jika tidak berhasil juga, para korban akan dipaksa menelan obat perangsang dan obat kuat. Sesudah oleng, mereka dipaksa berhubungan seks. Berkali-kali sebelum akhirnya dicampakkan di jalan.
Banyak yang meyakini, cara hina ini ditempuh bukan demi kepuasan birahi belaka, seperti ketika pria memperkosa wanita. Cara ini dilakukan juga untuk mencuri sperma para pria. Sperma itu akan dijual. Diduga pasarnya terbuka luas. Dijual di Zimbabwe dan sejumlah negeri di benua itu.
Kecurigaan soal jaringan jual beli sperma itu meruyak, sebab praktik dengan modus yang hampir sama juga ramai di sejumlah negara. Lihatlah yang dilakukan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Abuja, Nigeria, yang jauhnya beribu mil dari Zimbabwe. Di negeri itu Dewan Perlindungan Masyarakat Abuja (AEPB) kerap kali melakukan razia dan menangkap ratusan pekerja seks. Dan selalu saja menemukan kondom berisi cairan sperma di dalam tas mereka.
"Sering kami temui. Mereka membawa kondom dengan sperma saat kami menggeledah tas. Leher kondom diikat agar isinya tidak tumpah dan dibungkus lagi dengan tisu toilet," kata seorang petugas AEPB.
Kecurigaan bahwa jual beli sperma ini meluas sesudah polisi di Ghana juga mengungkap praktik serupa. Pria di negara ini diteror geng wanita pemerkosa yang mengincar sperma mereka. Kebanyakan pemerkosa adalah para pekerja seks komersil.
Kepada media lokal, salah seorang pekerja seks menuturkan bahwa mereka harus sembunyi-sembunyi mencuri sperma para "klien". Namun jika tidak berhasil, jalan kekerasan terpaksa ditempuh.
Di Ghana, para pekerja seks kerap memakai obat bius melumpuhkan korban. Mengusapkan semacam serbuk bius dan stimulan ke tubuh mereka sendiri, lalu merayu para pria untuk menghisap. Saat korban kehilangan kesadaran, atau setengah sadar, mereka dipaksa berhubungan seks. Sperma mereka “diperah” dan ditampung dalam kondom.
Mengapa para wanita ini mencuri sperma? Jawabannya adalah uang, campur aduk dengan perdukunan.
Sejumlah media di Afrika menulis bahwa di pasar gelap, harga sekantung kondom penuh sperma bisa mencapai Rp136 juta. Dari seorang pria yang diperkosa, setelah diberi stimulan, mereka bisa mengantungi lima kondom penuh sperma. Jika dijual meraup Rp680 juta.
Bagi sejumlah warga di negera-negara itu, yang banyak hidup di bawah garis kemiskinan, uang sebesar ini sangat menggiurkan. Itulah sebabnya, kasus perkosaan pria oleh wanita berlipat ganda beberapa tahun belakangan.
Sperma ini akan dijual kepada para dukun. Di sana sohor dengan sebutan "Sakawa". Digunakan sebagai salah satu syarat pesugihan. Bersekutu dengan setan mencari uang haram. Mereka yang menyerahkan sajen sperma ini diyakini bakal sukses dalam hidup. Sukses dalam bisnis.
Selain dijual ke dukun sebagai sajen, ada juga yang menyimpan sperma itu sebagai jimat keberuntungan. Mereka yang menyimpan sperma plus jampi-jampi khusus akan untung dalam hidup.
Mereka yang menerima dan menyimpan sperma itu bakal untung, tapi yang diambil spermanya bakal buntung. Bahkan bisa menemui ajal.
Dalam keyakinan perdukunan ini, pria yang spermanya digunakan untuk sarana pesugihan ini akan menderita banyak penyakit. Di antaranya adalah kemandulan, impotensi, krisis pernikahan, gagal dalam bisnis dan bahkan lebih cepat dijemput maut.
Benar atau tidak memang susah dibuktikan. Tapi dengarlah kisah seorang wanita di Ghana ini. Kepada media setempat, wanita ini berkisah tentang sepupu prianya. Sang sepupu tiba-tiba dirubung penyakit aneh.
"Dia selalu kesakitan, muntah-muntah, buang-buang air, dan lama-lama dia sangat pucat dan kurus sampai kami tidak mengenalinya lagi," kata wanita yang tidak disebutkan namanya itu.
Cemas dengan kesehatannya, keluarga membawanya ke dukun. Setelah dilakukan ritual, kata dukun itu, diketahui bahwa sperma pria tersebut digunakan untuk pesugihan oleh seseorang. Tidak ditulis apakah si pria malang itu bisa dibugarkan oleh si eyang dukun itu.
Berbagai kisah pemerkosaan, bercampur bisnis dan perdukunan itu membuat pria di sejumlah negara di Afrika ketakutan. Takut sendirian di jalanan. Polisi juga menghimbau para pria untuk tidak menerima ajakan menumpang mobil wanita yang tidak dikenal.
***
Cemas dengan kesehatannya, keluarga membawanya ke dukun. Setelah dilakukan ritual, kata dukun itu, diketahui bahwa sperma pria tersebut digunakan untuk pesugihan oleh seseorang. Tidak ditulis apakah si pria malang itu bisa dibugarkan oleh si eyang dukun itu.
Berbagai kisah pemerkosaan, bercampur bisnis dan perdukunan itu membuat pria di sejumlah negara di Afrika ketakutan. Takut sendirian di jalanan. Polisi juga menghimbau para pria untuk tidak menerima ajakan menumpang mobil wanita yang tidak dikenal.
***
Pria diperkosa wanita. Sama buruknya dengan wanita yang diperkosa pria. Daya rusak terhadap kejiwaan sama beratnya. Aliansi Kota New York Melawan Kekerasan Seksual (NYCAASA) dalam sebuah kajiannya memaparkan bahwa para pria korban pemerkosaan bisa depresi, marah, merasa bersalah, mengalami disfungsi seksual, trauma, dan kecenderungan ingin bunuh diri. Citra pria sebagai seorang yang kuat juga dinodai.
Kebanyakan mereka justru diremehkan dan dilecehkan ketika mengajukan laporan ke polisi. Hal ini karena berdasarkan anggapan masyarakat, pria seharusnya bisa melindungi dirinya sendiri. Salah mereka sendiri, kenapa bisa diperkosa.
Kebanyakan mereka juga dianggap bukan korban, tapi turut menikmati lantaran ikut ereksi dan bahkan berejakulasi. Padahal menurut para psikolog, ereksi dan ejakulasi saat pria diperkosa adalah reaksi fisik yang tidak bisa dikontrol, dan ini normal.
NYCAASA menuliskan, ini bukan berarti bahwa korban ingin diperkosa atau menikmati kejadian tersebut. Ejakulasi tidak selalu berarti orgasme. "Gairah seksual tidak selalu harus dengan persetujuan."
Kebanyakan mereka justru diremehkan dan dilecehkan ketika mengajukan laporan ke polisi. Hal ini karena berdasarkan anggapan masyarakat, pria seharusnya bisa melindungi dirinya sendiri. Salah mereka sendiri, kenapa bisa diperkosa.
Kebanyakan mereka juga dianggap bukan korban, tapi turut menikmati lantaran ikut ereksi dan bahkan berejakulasi. Padahal menurut para psikolog, ereksi dan ejakulasi saat pria diperkosa adalah reaksi fisik yang tidak bisa dikontrol, dan ini normal.
NYCAASA menuliskan, ini bukan berarti bahwa korban ingin diperkosa atau menikmati kejadian tersebut. Ejakulasi tidak selalu berarti orgasme. "Gairah seksual tidak selalu harus dengan persetujuan."
0 comments:
Post a Comment